Cerita Sex Tante Yeni Janda Nikmat

Cerita Dewasa Terbaru 2016 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Tante Yeni Janda Nikmat - dan Seputar Dewasa Terbaru 2016

Cerita Sex Tante Yeni Janda Nikmat
Cerita Sex Tante Yeni Janda Nikmat

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi saya baru saja pulang dari kampus karena ada kuliah malam. Sampai di kost, perut saya terasa lapar sekali karena belum sempat makan malam tadi. Langsung saja saya pergi ke warung langganan saya yang berada di depan tempat kost saya. Pemilik warung itu bernama Ibu Yeni, saya biasa memanggilnya Tante Yeni. Dia seorang janda yang ditinggal mati suaminya, usianya 32 tahun dan belum punya anak. Wajah tante Yeni cukup cantik dan bodynya juga masih bagus.

Saya melihat warungnya masih buka, tapi kelihatannya sudah sepi. Wah jangan-jangan makanannya sudah habis, bisa pingsan kelaparan ni, pikirku. Lalu saya langsung saja masuk ke warungnya.

“Tante…?”

“Eee.. Dik Iwan, mau makan ya?”

“Iya, ayam gorengnya masih ada, Tante?”

“Aduhhh… udah habis tuh, ini tinggal kepalanya doang.”

“Waduhhh… bisa makan nasi tok nih.” kata saya memelas.

“Kalau Dik Iwan mau, ayo ke rumah tante. Di rumah tante ada persediaan ayam goreng, mau nggak?”

“Boleh deh Tante.”

“Tunggu sebentar ya, biar Tante tutup dulu warungnya”

“Mari saya bantu Tante.”

Setelah menutup warung itu, saya ikut dengan tante Yeni pergi ke rumahnya yang tidak jauh dari warung itu. Dan sampailah kami di rumahnya.

“Dik Iwan, tunggu sebentar ya. Oh ya, kalau mau nonton TV nyalakan aja, gak usah malu-malu. Tante mau ganti pakaian dulu.”

“Iya Tante..” jawab saya.

Lalu tante Yeni masuk ke kamarnya. Beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek warna putih. Wow tubuhnya yang seksi terpampang di depan mata saya, payudaranya yang menyembul dari balik kaosnya itu terlihat besar dan menantang. Kakinya yang panjang dan jenjang tampak putih dan mulus serta ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia menuju ke dapur, lalu saya meneruskan nonton TV. Setelah beberapa saat terdengar suara tante Yeni dari dapur,


“Dik.. Dik Iwan.. coba kemari sebentar.”

“Iya tante… bentar..” kata saya sambil berjalan menuju dapur.

“Ada apa Tante?” tanya saya.

“Tante cuman mau tanya, Dik Iwan suka bagian mana? dada, sayap atau paha?”

“Eee.. paha aja Tante.” Kata saya sambil memandang tubuh Tante Yeni yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata, tubuhnya begitu indah.

“Dik Iwan suka paha ya.. eehhhmmm..” katanya sambil menggoreng ayam.

“Iya Tante, soalnya bagian paha sangat enak dan gurih, hehe.” Kata saya.

“Aduhhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhhh.. mungkin ada semut.. aduhhh..”

Saya kaget sekaligus bingung, saya periksa paha Tante, tidak ada apa-apa.

“Nggak ada semutnya kok Tante..” kata saya sambil memandang paha putih mulus plus bulu-bulu halus yang membuat adik kecil saya sedikit memberontak.

“Masak sih, coba kamu gosok-gosok pakai tangan biar gatelnya hilang.” pintanya.

“Baik Tante..”

Lalu saya gosok-gosok pahanya dengan tangan saya. Wow, begitu halus, selembut kain sutera.

“Bagaimana Tante, sudah hilang gatelnya?”

“Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Iwan pintar deh..” katanya membuat saya jadi tersanjung.

“Sama-sama Tante..” kata saya.

“Oke, ayamnya sudah siap.. sekarang Dik Iwan makan dulu, Tante mau mandi dulu ya.” katanya.

“Baik Tante, terima kasih” kata saya sambil memakan ayam goreng yang lezat itu.

Disaat makan, terlintas di pikiran saya tubuh Tante Yeni yang telanjang. Oh, betapa bahagianya kalau bisa mandi berdua dengannya. Saya tidak bisa konsentrasi dengan makanan saya. Pikiran kotor itu menyergap lagi, dan tak kuasa saya menolaknya. Tante Yeni tidak menyadari kalau mata saya terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi.

Ketika pintu kamar mandi telah tertutup, saya membayangkan bagaimana tangan Tante Yeni mengusap lembut seluruh tubuhnya dengan sabun yang wangi, mulai dari wajahnya yang cantik, lalu pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang jenjang, payudaranya yang montok, perut dan pusarnya, terus vaginanya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih dan mulus itu.

Lalu saya langsung saja mengambil sebuah kursi agar bisa mengintip lewat kaca di atas pintu itu. Di situ tampak jelas sekali. Tante Yeni tampak mulai mengangkat kaosnya ke atas hingga melampaui kepalanya. Tubuhnya tinggal terbalut celana pendek dan BH, itu pun tak berlangsung lama, karena dia segera melucutinya. Dia melepaskan celana pendek yang dikenakannya, dan dia tidak memakai CD. Kemudian Tante Yeni melepaskan BHnya dan meloncatlah payudaranya yang besar itu.

Lalu dengan diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun, kemudian tangannya meremas kedua payudaranya dan berputar-putar di ujungnya. Kejantanan saya seakan turut merasakan pijitannya dan jadi membesar. Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Tante Yeni meneruskan gosokannya di daerah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging. Beberapa saat kemudian,

“Ayo Dik Iwan, masuk aja nggak perlu ngintip gitu, kan nggak baik. Pintunya nggak dikunci kok!” tiba-tiba terdengar suara dari Tante Yeni dari dalam.

Seruan itu sangat mengejutkan dan hampir saja membuat saya pingsan.

“Maaf ya Tante, saya gak sengaja” kata saya sambil pelan-pelan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci.

Tapi setelah pintu terbuka, saya seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Tante Yeni tersenyum manis sekali.

“Ayo sini dong temenin Tante mandi ya, jangan kayak patung gitu”

“Baik Tante..” kata saya sambil menutup pintu.

“Dik Iwan, burungnya bangun ya?”

“Iya Tante.. ah jadi malu saya.. abis saya liat Tante telanjang gini, mana harum lagi, jadi nafsu saya Tante, hehe..”

“Ah nggak pa-pa kok Dik Iwan, itu wajar..”

“Dik Iwan pernah ngesex belum?”

“Eee.. belum Tante..”

“Jadi, Dik Iwan masih perjaka ya, wow top dong..”

“Akhhh.. Tante.. jadi malu saya.”

Rupanya Tante Yeni memperhatikan sesuatu yang menonjol dibalik celana saya.

“Dik Iwan, burungnya masih bangun ya?”

Saya cuman mengangguk saja, dan diluar dugaan saya tiba-tiba Tante Yeni mendekat dengan tubuh telanjangnya dan meraba penis saya.

“Wow besar juga burungmu Dik Iwan..” sambil terus diraba turun naik, saya mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah saya rasakan.

“Dik Iwan.. boleh dong Tante liat burungnya?”

Belum sempat saya menjawab, Tante Yeni sudah menarik ke bawah celana pendek saya, praktis tinggal CD saya yang tertinggal plus kaos T-shirt saya.

“Oh.. besar sekali dan sampe keluar gini, Dik Iwan.” kata Tante sambil mengocok penis saya.

Nikmat sekali dikocok Tante Yeni dengan tangannya yang halus mulus dan putih itu. Saya tanpa sadar terus mendesah nikmat. Tanpa saya tahu, penis saya ternyata sudah digosok-gosokkan diantara buah dadanya yang montok dan besar itu.

“Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough..” saya mendesah sambil bersandar di dinding.

Setelah itu, Tante Yeni memasukkan penis saya ke bibirnya. Dengan buasnya dia mengeluar-masukkan penis saya di mulutnya sambil sekali-kali menyedot, kadang-kadang juga dia menjilat dan menyedot habis 2 telur kembar saya. Saya kaget, tiba-tiba Tante Yeni menghentikan kegiatannya. Dia pegangi penis saya sambil berjalan ke arah bak mandi, lalu Tante Yeni nungging membelakangi saya, sebongkah pantat terpampang jelas di depan mata saya.

“Dik Iwan.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?!”

Saya melihat pemandangan yang begitu indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu lebat. Lalu langsung saja saya sosor vaginanya yang harum dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Saya lahap dengan rakus vagina Tante Yeni, saya mainkan lidah saya di klitorisnya, sesekali saya masukkan lidah saya ke lubang vaginanya.

“Ough Wannn.. ough..” desah Tante Yeni sambil meremas-remas payudaranya.

“Terus Wan.. Wannn.. aahhh..”

Saya semakin keranjingan, terlebih lagi waktu saya masukkan lidah saya ke dalam vaginanya ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuat saya gila. Kemudian Tante Yeni tidur terlentang di lantai dengan kedua pahanya ditekuk ke atas.

“Ayo Dik Iwan.. Tante udah nggak tahan.. mana burungmu Wan?”

“Tante udah nggak tahan ya?” kata saya sambil melihat pemandangan demikian menantang, vaginanya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, saya langsung menancapkan penis saya di bibir vaginanya.

“Aaghhhh..” teriak Tante Yeni.

“Kenapa Tante..?” tanya saya kaget.

“Enggak.. Nggak apa-apa kok Wan.. terusin aja..”

Saya masukkan kepala penis saya di vaginanya.

“Sempit sekali Tante?”

”Nggak pa-pa Wan.. terus aja.. soalnya udah lama sih Tante nggak ginian.. ntar juga enak kok..”

Yah, saya paksa sedikit demi sedikit. Baru setengah dari penis saya amblas, Tante Yeni sudah seperti cacing kepanasan menggelepar kesana kemari.

“Ough.. Wan.. ouh.. Wan.. enak Wan.. terus Wan.. oughhh..” desah Tante Yeni.

Begitu juga saya walaupun penis saya masuk ke vaginanya cuman setengah tapi kempotannya sungguh luar biasa, nikmat sekali. Semakin lama gerakan saya semakin cepat, kali ini penis saya sudah amblas dimakan vagina Tante Yeni. Keringat mulai membasahi badan saya dan Tante Yeni. Tiba-tiba Tante Yeni terduduk sambil memeluk saya dan mencakar saya.

“Oughhh Wan.. ough.. luar biasa.. oughhh.. Wannn..” katanya sambil merem melek.

“Kayaknya saya mau orgasme.. ough..” penis saya tetap menancap di vagina Tante Yeni.

“Dik Iwan udah mau keluar ya?”

Saya menggeleng, kemudian Tante Yeni terlentang kembali. Saya seperti kesetanan menggerakkan badan maju mundur, saya melirik payudaranya yang bergelantungan karena gerakan saya. Saya menunduk, saya cium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Yeni semakin mendesah,

“Ough.. Wannn..” tiba-tiba Tante Yeni memeluk saya sedikit agak mencakar punggung saya.

“Oughhh.. Wannn.. saya keluar lagi…”

Vaginanya saya rasakan semakin licin, dan denyutannya semakin terasa. Saya dibuat terbang rasanya. Ah, rasanya saya sudah mau keluar. Sambil terus goyang, saya tanya Tante Yeni,

“Tante.. saya keluarin di mana Tante..? Di dalam boleh nggak..?”

“Terseraaahh.. Waannn…” kata Tante Yeni sambil mendesah.

Saya percepat gerakan saya, penis saya berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh penis saya. Badan saya serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya saya muntahkan sperma saya di dalam vagina Tante Yeni, masih saya gerakkan badan saya dan rupanya Tante Yeni orgasme kembali lalu dia gigit dada saya,

“Oughhh..”

“Dik Iwan.. Wannn.. kamu memang hebat…”

Saya kembali mangenakan CD serta celana pendek saya. Sementara Tante Yeni masih telanjang dan terlentang di lantai.

“Dik Iwan… kalo mau beli makan malam lagi, jam jam segini aja ya..” kata Tante Yeni menggoda saya sambil memainkan puting dan klitorisnya yang masih nampak bengkak.

“Dik Iwan sering-sering aja makan di rumah Tante ya..” kata Tante Yeni sambil tersenyum genit.

Kemudian saya pulang sambil ketawa-ketawa sendiri karena kejadian tadi. Ya gimana gak ketawa, cuma gara-gara Ayam Goreng saya bisa menikmati indahnya bercinta dengan Tante Yeni.



Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Mesum terbaru 2016, Cerita Dewasa Terbaru 2016, Dan Lain-lain.

1 Response to "Cerita Sex Tante Yeni Janda Nikmat"